Benarkah Tuhan Itu Ada??? Ini Jawabannya !

benarkah-tuhan-ada

Memasuki abad 21, umat manusia  memasuki era perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang pesat. Perkembangan IPTEK yang pesat membuat manusia memiliki kemampuan yang melampaui zaman. Kemajuan teknologi informasi semakin memudahkan aktivitas manusia. Dengan mengandalkan smartphone yang canggih, kini manusia tidak perlu bersusah payah berkomunikasi secara langsung dengan manusia lainnya walau dipisahkan jarak ribuan kilometer.

 

Kemajuan IPTEK telah membuat manusia menjadi superpower. Pada zaman Rasulullah SAW, dengan menunggang unta, untuk menempuh perjalanan dari Mekkah ke Madinah bisa memakan waktu berbulan-bulan. Kini, untuk menempuh perjalanan ribuan kilometer bisa ditempuh dengan waktu kurang dari 24 jam menggunakan pesawat terbang.

 

Kemajuan IPTEK telah memudahkan aktivitas manusia. Namun, disisi lain, ternyata ada dampak negatif yang signifikan dengan bertambahnya jumlah orang yang menyatakan dirinya tidak beragama (atheis). Bahkan menyebut agama sebagai candu yang memabukkan, dan pernyataan bahwa manusialah yang menciptakan Tuhan.

 

Mereka yang atheis merasa bahwa segala keberhasilan yang didapat atas dasar hasil dari kerja keras mereka. Tuhan itu tidak ada, dan alam semesta ini terjadi dengan sendirinya. Pemahaman yang keliru soal ketuhanan juga menjadi penyebab semakin banyak orang yang menyatakan diri atheis.

 

Menurut para atheis, alam semesta ada dengan sendirinya. Dalam ilmu pengetahuan disebut teori big bang (ledakan dahsyat). Dimana dalam teori tersebut disebutkan bahwa dahulunya, alam semesta berupa nebula inti yang akhirnya terjadi ledakan dahsyat yang membuatnya terpecah menjadi partikel-partikel sehingga membentuk galaksi, bintang, planet dan sebagainya. Kemudian partikel tersebut semakin berkembang sehingga dari tahun ke tahun semakin banyak planet, bintang dan galaksi yang muncul. Teori ini diajukan pada tahun 1924 oleh Edwin Hubble dari Amerika Serikat.

 

Banyak orang yang mengabaikan peran Tuhan dalam teori ini. Padahal, Allah telah mengabarkan berita soal penciptaan alam semesta 14 abad yang lalu dimana belum ditemukan teknologi teleskop sebagaimana firman-Nya

 

Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)

Ayat ini adalah bukti bahwa Allah itu benar-benar ada. Ada peran Allah sebagai pencipta alam semesta. Allah sudah mengabarkan ini di zaman Rasulullah SAW, mengabarkan pada nabi yang umi (buta huruf) dan penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an sesuai dengan bukti otentik dalam IPTEK dimasa kini.

 

Menurut Dr Zakir Naik, ulama dan cendekiawan muslim asal India, kecenderungan orang tidak mengakui eksistensi Allah sebagai Tuhan karena adanya miskonsepsi dalam konsep ketuhanan. Konsep ketuhanan yang benar telah termaktub dalam firman Allah Swt sebagai berikut :

“Katakanlah : Dialah Allah, Yang Tunggal. Allah Yang Bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tak beranak dan Dia tidak pula diperanakkan, dan tiada satupun yang setara dengan Dia (QS. Al-Ikhlas : 1-4)

Konsep ketuhanan yang pertama, Allah itu Tunggal. Allah  tidak mungkin dua, tiga atau banyak. Untuk mengatur segala urusan, maka harus ada satu komando. Apabila lebih dari satu, menjadi tidak masuk dalam logika karena Allah tidak butuh sekutu dalam mengatur segala urusan. Dia Maha Tunggal, dan segala kehendak dan kuasaNya mutlak. Apabila Allah jamak, maka setiap mengambil keputusan harus bermusyawarah dan ini tidak masuk dalam logika. Tuhan hasil imajinasi manusia lebih  dari satu adalah sesuatu yang tidak masuk dalam logika.

Kedua,  Allah Yang Bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Allah Maha Pencipta. Allah pula Yang Maha Mengatur Segala Urusan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia tidak butuh sekutu dalam mengatur jagat raya. Allahlah satu-satunya tempat bergantung. Seluruh makhluk berada dalam pengawasan dan perlindungan-Nya

Ketiga, Dia tak beranak dan Dia tidak pula diperanakkan. Allah tidak memiliki anak apalagi diperanakkan. Allah sebagai Tuhan yang benar tidak mungkin memiliki anak yang akan mewarisi ketuhananNya. Kekuasaan-Nya adalah mutlak dan tidak bisa diwariskan.

Keempat, dan tiada satupun yang setara dengan Dia. Allah Maha Pencipta. Selain Allah disebut makhluk. Allah berbeda dengan makhluknya baik secara bentuk, fisik, sifat dan aktivitasnya. Apabila makhluk-Nya membutuhkan makan dan minum, tidur, dan istirahat, maka Allah tidak membutuhkan semua itu. Apabila makhluknya memiliki keturunan, maka Allah tidak membutuhkan keturunan.

Konsep ketuhanan inilah yang menjadi pedoman dasar bagi manusia untuk mengimani bahwa Allah adalah Tuhan yang benar

 

Sumber : Modul Kurikulum Living Qur’an. Pusat Studi Al-Qur’an

logo-lq-jargon

Living Qur’an  – Pusat Studi Al-Qur’an

Jl Kertamukti No. 63 Kel Pisangan, Kec Ciputat Timur,

Tangerang Selatan – Banten – Indonesia

+621 – 742 1661 Fax : +621 742 1822 Call Centre: +62 812 1918 0562

www.psq.or.id – www.livingquran.or.id

Post Author: Luthfi Destianto

Longlife learner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *