Sekilas tentang Masjid Nabawi
Dan unta rasulullah Saw pun duduk di sebuah lokasi di Madinah. Sebelumnya, lokasi tersebut adalah milik dua anak yatim, Suhail dan Sahel, putra Nafi’ bin Umar bin Tsa’labah. Nabi kemudian membeli tanah tersebut untuk kemudian menjadi lokasi pembangunan masjid.
Awalnya, masjid Nabawi hanyalah seluas 70×60 hasta atau sekitar 31,5x27m2. Dengan semakin meningkatnya populasi umat islam, masjid Nabawi kemudian mengalami beberapa kali perluasan. Kini, masjid Nabawi berukuran tidak kurang dari……
Masjid Nabawi bukan hanya berfungsi sebagai area untuk sholat. Selain untuk sholat, masjid juga berfungsi sebagai pusat kegiatan umat islam. Di antara fungsi-fungsi tersebut yaitu: tempat bermusyawarah, arena latihan bela negara, tempat pengobatan kaum muslim, tempat tahanan, guest house serta tempat penampungan ahl as shuffah (sekelompok kaum fakir miskin yang tidak memiliki tempat tinggal. Mereka menimba ilmu agama di sini).
Untuk seluruh fungsi tersebut, masjid Nabawi dibangun dalam bentuk yang sangat sederhana. Namun demikian, dari tempat inilah cahaya islam memancar dan lahir pribadi-pribadi pembangun peradaban Islam.
***
Ukhuwah Terjalin di Madinah
“Sesungguhnya orang orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaraku dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (qs Al hujurat:10)
Demikianlah islam menekankan pentingnya persaudaraan. Dan Rasulullah saw menerapkan strategi jitu dalam mengupayakan terjadinya ukhuwah(persaudaraan) antara para Muhajirin (muslimin yang tiba dari Mekkah) dengan Anshor (penduduk Madinah).
Saat tiba di Madinah, kaum muhajirin bisa dikatakan tidak memiliki apa-apa. Umumnya mereka tidak dapat membawa harta benda mereka turut serta dalam hijrah. Ditambah lagi dengan keahlian mereka adalah dalam hal perniagaan yang tentunya membutuhkan modal. Dengan demikian, persoalan ekonomi menjadi tantangan awal bagi kaum muslimin yang baru tiba di Madinah tersebut.
Tantangan lainnya adalah tantangan sosial. Berbeda dengan Mekkah, kampung halaman kaum muhajirin di mana sanak saudara tinggal, Madinah merupakan rumah baru yang jauh dari sanak saudara. Kesepian menjadi tantangan lain di samping tantangan ekonomi tadi.
Dengan tantangan-tantangan ini, persaudaraan menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak. persaudaraan yang terjalin atas nama iman ini, mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi. Apalagi kaum anshor membuka hati dan tangan untuk saudara-saudara baru mereka dari Mekkah.
SUMBER : BUKU SIRAH NABI MUHAMMAD PENULIS MUHAMMAD QURAISH SHIHAB
Living Qur’an – Pusat Studi Al-Qur’an
Jl Kertamukti No. 63 Kel Pisangan, Kec Ciputat Timur,
Tangerang Selatan – Banten – Indonesia
+621 – 742 1661 Fax : +621 742 1822 Call Centre: +62 812 1918 0562
www.psq.or.id – www.livingquran.or.id