Akidah (keyakinan) berupa keimanan terhadap Allah Swt yang diwujudkan dalam sikap tunduk seorang mukmin di hadapan keagungan-Nya dengan berlandaskan pada pengetahuan tentang-Nya.
Dalam Islam, akidah merupakan pondasi paling dasar dan paling utama. Akidah merupakan pilar utama yang menuntut kepercayaan dan keyakinan. Hal itu karena sebagian besar dimensi akidah ini merupakan hal-hal gaib yang tidak mudah dicerna oleh akal manusia. Akidah adalah fondasi yang kokoh bagi bangunan peradaban Islam. Tanpa akidah yang terpancang, kekuatan peradaban yang bangun akan goyah. Dan tugas menanamkan akidah adalah tugas setiap keluarga muslim kepada anak-anak mereka.
Pembahasan akidah yang terkait dengan Allah, malaikat, Hari akhir, dan qadha’-qadar adalah hal-hal gaib yang menuntut keyakinan terlebih dahulu daripada pendekatan-pendekatan lainnya. Sebab itu, menyampaikan pembahasan-pembahasan akidah kepada para siswa merupakan tantangan tersendiri bagi para guru dan membutuhkan metode penyampaian yang tepat sehingga tujuan menanamkan akidah yang benar dalam diri siswa dapat tercapai dengan baik.
Hal yang paling prinsip dalam akidah Islam adalah membangun keyakinan terhadap Allah Swt. Karena itu, tahap paling awal untuk membangun jiwa yang takwa adalah dengan menghapuskan kemusyrikan dan menanamkan keimanan yang kuat kepada Allah Swt. Antara akidah/iman dengan takwa memiliki kaitan yang sangat erat, sebagaimana difirmankan Allah Swt:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Baqarah: 177)
Seperti akar yang teguh, aqidah merupakan pondasi kepribadian seseorang. Aqidah yang benar tercermin dalam kepasrahan dan penyerahan diri secara total dan tulus kepada Allah dan segala ketetapan-Nya.
“Padahal mereka (orang-orang Yahudi, Nasrani dan kaum musyrik) tidak diperintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (untuk-Nya),lagi (Bersikap) lurus, dan supaya mereka melaksanakan shalat secara sempurna dan berkesinambungan dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang sangat lurus (bukan seperti yang selama ini mereka jalankan).” (QS Al Bayyinah : 5)
“Barangsiapa yang rela Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai diennya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya maka berhak baginya mendapatkan surga.” (HR Muslim)
Akidah yang dikehendaki sebagai tangga pertama menuju taqwa adalah akidah yang benar sebagaimana yang telah disampaikan Allah Swt dan Rasul-Nya. Karena itu, akidah yang dimaksud di sini adalah akidah yang didasarkan pada petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah. Para ulama juga telah menegaskan bahwa satu-satunya ukuran dalam menetapkan bagian-bagian dari akidah adalah melalui dalil-dalil al-Qur’an dan as-Sunnah yang telah pasti kebenaran periwayatannya maupun maknanya (qath’iy ats-tsubut wa ad-dalalah).
Sumber : Modul Kurikulum Living Qur’an – Pusat Studi Al-Qur’an
Living Qur’an – Pusat Studi Al-Qur’an
Jl Kertamukti No. 63 Kel Pisangan, Kec Ciputat Timur,
Tangerang Selatan – Banten – Indonesia
+621 – 742 1661 Fax : +621 742 1822 Call Centre: +62 812 1918 0562
www.psq.or.id – www.livingquran.or.id