Bintang adalah benda langit yang terdiri atas gas menyala, seperti matahari. Nebula atau gumpalan awan terdiri dari debu dan gas. Bagian tebal dari nebula memadat dan itulah yang kemudian menjadi bintang.
Dalam galaksi kita terdapat banyak sekali bintang. Tidak cukup umur kita untuk menghitungnya. Anda dapat mencoba menghitung satu sampai seratus. Mungkin Anda memerlukan waktu lima puluh detik. Bila usia Anda sampai 100 tahun, maka Anda hanya dapat menghitung bilangan 31,7 juta x 100 / 50 x 100 = 6,340 Milyar. Itu sejak bayi tanpa istirahat. Demikian tulis Harun Yahya.
“Jumlah bintang dalam galaksi diperkirakan lebih daru 6 milyar bahkan boleh jadi 100 milyar, tetapi hanya sekitar 6.000 bintang yang dapat kita amati dengan mata telanjang. 300 diantaranya diatas horizon dan separuh lagi dibawahnya” Demikian tulis ilmuwan muslim itu. Yang terlihat itupun hanya bagaikan bintik-bintik yang berkedip-kedip. Benda angkasa itu sangat berbeda-beda suhu, warna, ukuran dan kepadatannya. Yang paling panas, warnanya putih kebiru-biruan, di suhu permukaannya mencapai lebih dari 20.000 derajat celcius. Matahari kita adalah bintang yang berwarna kuning. Ini menandai bahwa suhunya relative lebih dingin daripada bintang yang berwarna putih kebiru-biruan itu.
Pakar-pakar ilmu pengetahuan mengemukakan bahwa dari benda panas yang bercahaya itu lahir sinar yang dapat terlihat di samping yang tidak terlihat. Cahaya atau sinar bintang-bintang itu ada yang sedemikan terangnya sehingga melebihi ratusan atau ribuan kali cahaya / sinar matahari, tetapi ada juga sebaliknya yang sedemikian redup ratusan atau ribuan kali matahari,
Bintang-bintang tersebut, ada yang sedemikian besar, sehingga melebihi ribuan bahkan jutaan kali matahari. Sementara pakar memperkirakan, jarak antara planet tatasurya dengan bintang yang terdekat padanya, sekitar 4.000 tahun cahaya, sedang kecepatan cahaya diperkirakan sekitar 186.000 mil per detik, sehingga ini bintang yang terdekat kepada kita berada pada kejauhan sekitar 104.000.000.000 (serratus empat milyar) mil. Subhanallah, alangkah luas dan jauhnya !
Cahaya bintang yang terdekat ke bumi, Alpha Centauri, memerlukan lebih dari 4 tahun untuk mencapai bumi, sedang cahaya dari bintang yang tampak terjauh, Riga, memerlukan waktu lebih dari 1.000 tahun untuk mencapainya, padahal, cahaya matahari hanya memerlukan waktu lebih sedikit dari 4 menit untuk mencapai bumi.
Kalua Anda menyadari kehebatan dan keindahan bintang-bintang, maka pasti akan menemukan Tuhan di balik itu semua dan menemukan juga pemeliharaan-pemeliharaan-Nya terhadap bintang-bintang itu sekaligus pemeliharaan-Nya kepada manusia antara lain melalui bintang-bintang ciptaan-Nya.
Dengan cahaya bintang, manusia dapat melakukan sesuatu tanpa terganggu oleh kegelapan malam; salah satu diantaranya adalah bahwa bintang-bintang tersebut menjadi tanda-tanda arah perjalannya, sebagaimana firman-Nya :
“Dan dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk (jalan)” QS. An-Nahl : 16
Fungsi bintang sebagai tanda-tanda bagi para pejalan memberi kesan bahwa ia, tetap dalam posisinya dan tidak bergerak-gerak. Karena jika bergerak maka bagaimana ia dapat dijadikan tanda? Sebenarnya tidak demikian, tetapi karena posisinya begitu jauh dari bumi, kejauhan yang sulit digambarkan, maka cahaya bintang-bintang itu terlihat tidak bergerak. Bukankah kita melihat sesuatu yang bergerak cepat dari arah jauh, bagaikan tidak bergerak?
Sejak awal peradaban umat manusia sampai sekarang, benda-benda langit merupakan tanda atau petunjuk perjalanan manusia, baik yang di darat maupun di laut. Dengan meneropong matahari, bulan dan bintang, seseorang yang akan berpergian dapat menentukan arah yang hendak dituju. Bahkan, para antariksawan belakangan ini, berpedoman pada matahari dan bintang dalam menentukan arah perjalanan pada suatu masa tertentu. Mereka juga menggunakan gugus bintang dalam menentukan waktu, seperti gugus Bintang Biduk. Dengan demikian, manusia dapat mengenal tempat dan waktu melalui bintang-bintang, persis seperti yang diisyarakatkan QS. An-Nahl : 16
Bintang juga diciptakan untuk melontar makhluk hidup (Jin) yang mendekat ke langit guna mencuri pendengaran dan percakapan malaikat (baca antara lain QS Al-Jinn : 9) Yang terakhir disebut dalam Al-Qur’an tujuan penciptaan bintang adalah untuk menjadi hiasan bagi langit sehingga dapat dinikmati keindahannya oleh manusia. (baca QS. Al-Mulk : 5)
Sumber :
Buku Dia Ada Dimana-mana. Prof Dr. Quraish Shihab. Penerbit : PT Lentera Hati
Living Qur’an – Pusat Studi Al-Qur’an
Jl Kertamukti No. 63 Kel Pisangan, Kec Ciputat Timur,
Tangerang Selatan – Banten – Indonesia
+621 – 742 1661 Fax : +621 742 1822 Call Centre: +62 812 1918 0562
www.psq.or.id – www.livingquran.or.id